Daftar Isi
Materi Training Bekerja Di Ketinggian menjadi pembahasan utama dalam Program Pembinaan dan Sertifikasi Tenaga Kerja Pada Ketinggian Tingkat 1. Program yang mengacu pada peraturan dari Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Materi Training Bekerja di Ketinggian Sesuai Undang-Undang Kemnaker RI
Terdiri dari:
KELOMPOK DASAR
- Perundang-undangan K3 dalam pekerjaan pada ketinggian
MATERI KELOMPOK INTI
- Identifikasi bahaya dalam kegiatan akses tali
- Pengetahuan kondisi ketidaktahanan tergantung (suspension intolerance) dn penanganannya
- Penerapan primsip-primsip faktor jatuh (fall factor) dalam akses tali
- Pemilihan, pemerikasaan, dan pemakaian peralatan akses tali yang sesuai
- Simpul dan angkur dasar
- Teknik manuver pergerakan pada tali
- Teknik pemanjatan pada struktur
KELOMPOK PENUNJANG
- Teknik penyelamatan diri sendiri dan korban menuju arah turun dengan alat turun
Ikuti Program Pembinaan dan Sertifikasi Kemnaker RI Tenaga Kerja Pada Ketinggian Tingkat 1 dengan mendaftar melalui Whatsapp, klik tombol dibawah ini:
Gambaran Pembahasan Materi Training
1. Identifikasi Bahaya Dalam Kegiatan Akses Tali
Kegiatan akses tali dapat menimbulkan beberapa bahaya, diantaranya:
- Jatuh dari ketinggian: Ketika melakukan akses tali, Anda berada di ketinggian yang tinggi dan berisiko jatuh ke bawah jika tidak menggunakan peralatan yang tepat atau tidak mematuhi prosedur yang benar.
- Terjepit atau tergantung: Anda dapat terjepit atau tergantung di tali jika tidak memperhatikan letak tali atau jika ada masalah dengan peralatan yang digunakan.
- Terluka: Anda dapat terluka oleh tali yang terjepit atau tergantung, atau oleh peralatan yang rusak atau tidak terpasang dengan benar.
- Kecelakaan: Anda dapat mengalami kecelakaan ketika melakukan akses tali, misalnya jatuh dari ketinggian atau terjatuh ke dasar.
Untuk menghindari bahaya tersebut, penting untuk mematuhi prosedur yang benar, menggunakan peralatan yang tepat, dan selalu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Juga, pastikan Anda memahami cara menggunakan peralatan yang benar dan memiliki pelatihan yang tepat sebelum melakukan kegiatan akses tali.
2. Pengetahuan Kondisi Ketidaktahanan Tergantung (Suspension Intolerance) Dan Penanganannya
Ketidaktahanan tergantung atau suspension intolerance adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat menahan posisi tergantung di tali selama waktu yang cukup lama. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres fisik atau emosional, dehidrasi, kelelahan, atau penyakit. Gejala-gejala yang mungkin terjadi termasuk pusing, mual, penglihatan kabur, sakit kepala, dan lemas.
Penanganan ketidaktahanan tergantung tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya adalah kelelahan atau stres fisik, maka cukup dengan istirahat dan minum banyak cairan. Bila penyebabnya adalah penyakit atau kondisi medis lainnya, maka perlu dilakukan pengobatan atau perawatan medis yang tepat.
Untuk mencegah ketidaktahanan tergantung, penting untuk memastikan Anda memiliki cukup istirahat dan cairan sebelum melakukan kegiatan akses tali, serta mematuhi prosedur yang benar dan menggunakan peralatan yang tepat. Juga, selalu waspada terhadap gejala-gejala yang mungkin muncul dan segera minta bantuan jika terjadi masalah.
3. Penerapan Prinsip-Prinsip Faktor Jatuh (Fall Factor) Dalam Akses Tali
Prinsip-prinsip faktor jatuh (fall factor) merupakan konsep yang penting untuk dipertimbangkan dalam kegiatan akses tali. Faktor jatuh adalah perbandingan antara panjang jatuh yang dihasilkan oleh seseorang dengan panjang tali yang terikat pada tubuhnya. Semakin tinggi faktor jatuh, semakin besar kekuatan yang diterima oleh tubuh saat jatuh.
Prinsip-prinsip faktor jatuh termasuk:
- Semakin tinggi faktor jatuh, semakin besar kekuatan yang diterima oleh tubuh saat jatuh.
- Semakin kecil faktor jatuh, semakin kecil kekuatan yang diterima oleh tubuh saat jatuh.
- Semakin panjang tali yang terikat pada tubuh, semakin kecil faktor jatuh.
- Semakin pendek tali yang terikat pada tubuh, semakin besar faktor jatuh.
Untuk menerapkan prinsip-prinsip faktor jatuh dalam kegiatan akses tali, penting untuk memastikan bahwa tali yang digunakan cukup panjang untuk mengurangi faktor jatuh serendah mungkin. Juga, penting untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan telah diikat dengan benar dan terpasang dengan benar pada tubuh, serta mematuhi prosedur yang benar saat melakukan akses tali.
4. Pemilihan, Pemeriksaan Dan Pemakaian Peralatan Akses Tali Yang Sesuai
Pemilihan, pemeriksaan, dan pemakaian peralatan akses tali yang sesuai merupakan faktor penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan saat melakukan kegiatan akses tali. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memastikan peralatan yang digunakan sesuai:
- Pilih peralatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan: pastikan Anda memilih peralatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan, seperti jenis tali yang sesuai dengan ketinggian dan struktur yang akan dicapai, carabiner yang tahan terhadap beban yang akan ditanggung, dan sebagainya.
- Pemeriksaan peralatan secara rutin: pastikan untuk memeriksa peralatan secara rutin untuk mengetahui apakah masih dalam kondisi baik dan tidak rusak.
- Pemakaian peralatan yang sesuai: pastikan untuk menggunakan peralatan sesuai dengan instruksi yang tercantum dan sesuai dengan prosedur yang benar.
- Penggantian peralatan yang rusak: jika terdapat peralatan yang rusak atau tidak dalam kondisi baik, segera ganti dengan peralatan baru yang sesuai.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, Anda dapat memastikan bahwa peralatan yang digunakan sesuai dan dapat digunakan dengan aman saat melakukan kegiatan akses tali.
5. Simpul dan Angkur Dasar Sebagai Bagian Pembahasan Materi Training Bekerja di Ketinggian
Simpul dan angkur adalah teknik-teknik yang digunakan dalam membuat jaring-jaring dan peralatan lainnya yang bertujuan untuk mengikat atau mengikat benda-benda. Penjelasan simpul adalah teknik mengikat dua atau lebih tali atau benang dengan cara diikat sedemikian rupa sehingga tidak mudah terlepas. Sedangkan angkur adalah teknik mengikat tali atau benang ke sebuah benda atau titik yang kuat sehingga tali atau benang tersebut tidak mudah terlepas.
Simpul dan angkur dasar yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
- Simpul pangkal (reef knot): digunakan untuk mengikat dua tali yang sama panjangnya
- Simpul pelana (bow knot): digunakan untuk membuat simpul yang mudah dilepaskan
- Angkur pengaman (clove hitch): digunakan untuk mengikat tali pada sebuah tiang atau pohon
- Angkur pangkal (round turn and two half hitches): digunakan untuk mengikat tali pada sebuah tiang atau pohon dengan kuat
- Simpul kepala belut (snake knot): digunakan untuk membuat garis yang mudah diikat dan dilepaskan
Pemahaman tentang simpul dan angkur dasar sangat penting bagi para pekerja yang bekerja di bidang yang terkait dengan membuat jaring-jaring atau peralatan lainnya yang menggunakan tali atau benang. Selain itu, pengetahuan tentang simpul dan angkur dasar juga berguna bagi siapa saja yang sering melakukan kegiatan outdoor seperti berkemah atau bersepeda gunung.
6. Teknik Manuver Pergerakan Pada Tali Dalam Pembahasan Materi Training Bekerja di Ketinggian
Manuver pergerakan pada tali adalah teknik-teknik yang digunakan untuk memindahkan atau mengendalikan tali dalam suatu aktivitas. Beberapa teknik manuver pergerakan pada tali yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
- Menggulung tali (coiling): teknik ini digunakan untuk menggulung tali dengan cara yang rapi dan mudah diikat kembali.
- Memutar tali (belaying): teknik ini digunakan untuk mengendalikan tali saat sedang digunakan untuk mendaki atau menuruni tebing.
- Menyambung tali (joining): teknik ini digunakan untuk menyambung dua tali yang terpisah menjadi satu tali yang panjang.
- Menyimpan tali (stowing): teknik ini digunakan untuk menyimpan tali agar tetap rapi dan mudah diakses saat dibutuhkan.
- Mengikat tali (tying): teknik ini digunakan untuk mengikat tali pada sebuah benda atau titik yang kuat.
Manuver pergerakan pada tali sangat penting bagi para pekerja yang bekerja di bidang yang terkait dengan tali, seperti pekerja konstruksi, petugas keamanan, atau pelaut. Selain itu, pengetahuan tentang manuver pergerakan pada tali juga berguna bagi siapa saja yang sering melakukan kegiatan outdoor seperti berkemah atau bersepeda gunung.
7. Teknik Pemanjatan Pada Struktur
Pemanjatan pada struktur adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan atau stabilitas suatu struktur dengan cara menambahkan bahan tambahan pada struktur tersebut. Beberapa teknik pemanjatan pada struktur yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
- Penambahan struktur (structural addition): teknik ini dilakukan dengan menambahkan elemen struktur baru pada struktur yang sudah ada, seperti menambahkan tiang atau kolom tambahan.
- Penambahan bahan reflektif (material addition): teknik ini dilakukan dengan menambahkan bahan reflektif pada struktur, seperti menambahkan lapisan fiberglass atau carbon fiber pada beton.
- Penambahan sambungan (joint addition): teknik ini dilakukan dengan menambahkan sambungan pada struktur, seperti menambahkan sambungan geser atau sambungan lentur.
- Penambahan pengikat (tie addition): teknik ini dilakukan dengan menambahkan pengikat pada struktur, seperti menambahkan tali atau benang pengikat pada tiang atau kolom.
Pemanjatan pada struktur sering dilakukan pada struktur yang sudah ada yang dianggap tidak cukup kuat atau stabil. Juga pada struktur yang akan digunakan untuk beban yang lebih besar dari yang diantisipasi sebelumnya. Teknik pemanjatan pada struktur harus dilakukan oleh tenaga profesional. Khususnya yang memahami prinsip-prinsip struktur dan memiliki keahlian dalam memasang bahan tambahan pada struktur.
8. Teknik Penyelamatan Diri Sendiri Dan Korban Menuju Arah Turun Dengan Alat Turun
Teknik penyelamatan diri sendiri dan korban menuju arah turun dengan alat turun adalah teknik yang digunakan untuk menyelamatkan diri atau orang lain yang terjebak dalam situasi darurat di ketinggian. Seperti terjebak di atas bangunan tinggi atau terdampar di tebing gunung. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam teknik penyelamatan diri sendiri dan korban menuju arah turun dengan alat turun adalah sebagai berikut:
- Persiapkan alat turun yang akan digunakan, seperti tali penurun, gurtel penurun, atau sistem penurun lainnya. Pastikan alat turun tersebut masih layak digunakan dan terpasang dengan benar.
- Pastikan bahwa korban atau diri sendiri sudah terikat dengan aman pada alat turun. Gunakan ikatan yang kuat dan pastikan ikatan tersebut tidak mudah terlepas.
- Posisikan diri atau korban di tempat yang aman dan stabil. Jangan bergerak terlalu banyak atau bergerak dengan cara yang tidak aman, karena dapat menyebabkan kehilangan keseimbangan atau kecelakaan lainnya.
- Siapkan tujuan turun yang aman, seperti tanah yang rata atau tempat yang terlindung dari bahaya. Jika tidak ada tujuan turun yang aman, pertimbangkan untuk mencari tempat yang lebih aman terlebih dahulu sebelum melanjutkan penurunan.
- Gunakan alat turun untuk turun secara perlahan dan terkontrol. Jangan tergesa-gesa atau terburu-buru, karena dapat menyebabkan kehilangan kontrol atau kecelakaan lainnya.
- Pastikan bahwa diri sendiri atau korban sudah aman di tanah sebelum melepaskan ikatan dengan alat turun.
Teknik penyelamatan diri sendiri dan korban menuju arah turun dengan alat turun harus dilakukan dengan hati-hati dan terkontrol. Jika tidak dilakukan dengan benar anda dapat mengalami kecelakaan.
Pengetahuan tentang teknik penyelamatan diri sendiri dan korban menuju arah turun dengan alat turun juga berguna bagi siapa saja. Khususnya yang sering melakukan kegiatan outdoor seperti mendaki gunung atau bersepeda gunung.
Identifikasi Bahaya Bekerja Di Ketinggian
Identifikasi bahaya merupakan langkah penting dalam mengelola risiko kecelakaan atau cedera saat bekerja di ketinggian. Berikut ini adalah beberapa contoh bahaya yang mungkin terjadi saat bekerja di ketinggian:
- Jatuh dari ketinggian: Bahaya utama yang terkait dengan bekerja di ketinggian adalah risiko jatuh. Ini dapat terjadi karena kehilangan keseimbangan, kegagalan peralatan, atau kondisi cuaca yang buruk.
- Terjepit atau terperangkap: Bahaya lain yang mungkin terjadi saat bekerja di ketinggian adalah terjepit atau terperangkap di antara objek-objek atau struktur.
- Terkena benda jatuh: Bahaya lain yang mungkin terjadi saat bekerja di ketinggian adalah terkena benda jatuh, seperti alat atau material yang terjatuh dari ketinggian.
- Kecelakaan alat: Kecelakaan alat juga merupakan bahaya yang harus diwaspadai saat bekerja di ketinggian, seperti kegagalan peralatan atau kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan yang tidak tepat.
- Gangguan kesehatan: Bekerja di ketinggian juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti sakit kepala atau pusing akibat tekanan udara yang berbeda di ketinggian.
Untuk mengelola risiko terkait dengan bahaya-bahaya ini, penting untuk melakukan identifikasi bahaya secara teratur dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Ini termasuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan dalam kondisi yang baik, mengikuti instruksi dengan tepat, dan mematuhi prosedur keamanan yang tepat. Pembahasan identifikasi bahaya juga menjadi fokus di materi training bekerja di ketinggian.
Mengurangi Risiko Bekerja di Ketinggian
Bekerja di ketinggian dapat menjadi situasi yang berisiko, terutama jika tidak dilakukan dengan tepat. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa tindakan pencegahan yang tepat telah diambil untuk mengurangi risiko kecelakaan atau cedera. Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk memastikan keselamatan Anda saat bekerja di ketinggian:
- Gunakan peralatan yang sesuai: Pastikan bahwa Anda menggunakan peralatan yang sesuai untuk pekerjaan yang Anda lakukan, seperti tali pengaman, gurita, atau peralatan lain yang diperlukan.
- Baca dan ikuti instruksi: Pastikan Anda memahami instruksi yang diberikan untuk pekerjaan yang Anda lakukan, dan ikuti dengan tepat.
- Gunakan pakaian yang tepat: Pakailah pakaian yang tepat, seperti sepatu keselamatan yang cocok, untuk mengurangi risiko cedera.
- Pastikan lingkungan bekerja aman: Periksalah lingkungan bekerja sebelum memulai pekerjaan, dan pastikan bahwa semuanya aman untuk digunakan.
- Gunakan peralatan pengaman: Pastikan bahwa Anda menggunakan peralatan pengaman yang tepat, seperti tali pengaman, gurita, atau peralatan lain yang diperlukan.
- Bawa peralatan pertolongan pertama: Bawa peralatan pertolongan pertama yang sesuai dengan Anda ke tempat kerja, seperti perban, obat-obatan pribadi, atau peralatan lain yang diperlukan.
- Perhatikan kondisi cuaca: Jangan bekerja di ketinggian jika cuaca buruk atau tidak aman. Pastikan untuk mengikuti petunjuk dan instruksi dari supervisor Anda tentang cara bekerja di bawah kondisi cuaca yang buruk.
- Pastikan Anda memiliki kemampuan yang tepat: Jangan mencoba melakukan pekerjaan di ketinggian jika Anda tidak memiliki kemampuan yang tepat atau tidak merasa nyaman melakukannya.
Anda atau tenaga kerja anda yang bekerja di ketinggian wajib mengikuti training yang tepat sebelum melaksanakan pekerjaan di ketinggian. Materi training bekerja di ketinggian akan membantu anda mempersiapkan diri lebih baik dan mengurangi risiko dan tingkat bahaya pekerjaan.
Ikuti Program Training dan Sertifikasi Kemnaker RI Tenaga Kerja Pada Ketinggian Tingkat 1 dengan mendaftar melalui Whatsapp, klik tombol dibawah ini: